Why This Kolaveri Di - Itulah tajuk video yang ingin aku kongsikan pada malam ini. Sahabatku, Si 2.3 Berlari telah berkongsi video ini sedari awal lagi. Puncanya dikataliskan oleh rasa ingin tahu temanku itu dengan temanku yang seorang lagi. Tapi persis seperti anak laki-laki remaja yang pertama kali tahu erti batang tubuh wanita. Mungkin satu analogi yang tidak perlu tapi menarik untuk aku sebutkan. Takjub mereka dengan jumlah tontonan pada video ini, dan senang mereka dengan irama musiknya walaupun tidak satu bait kata dari liriknyapun dapat untuk mereka dan aku fahami kerna tidak ada di antara kami yang fasih dengan tamil. Tapi ingin sekali aku melahirkan rasa takjubku yang agak berbeda dengan teman-temanku tadi. Ketika menyusuri komentar yang yang menjadi satu simbol reaksi oleh penonton yang sudi menghulurkan rasa dan cita mereka. Aku terlihat satu komentar yang bisa menarik pandanganku dan telah aku printscreen-kan.
Komentar di atas pantas membuatkan aku berfikir sejenak. Betapa perangai jelek manusia yang begitu suka sekali mengkelaskan keberadaan mereka dari apa jua sudut. Budaya, agama, warna kulit atau apapun. Mungkin sudah menjadi lumrah manusia untuk mepersetankan (demonise) manusia lain yang berbeda dengan mereka. naluri untuk mempersetankan ini sudah tentu menjadi titik tolak untuk mereka membenci dan ramai di kalangan kita menolak usaha untuk memahami sesuatu yang lain kerana membenci itu lebih senang dan pantas buat kita. naluri ini jugalah yang membuat kita sentiasa memburu apa jua kesalahan yang selagi boleh, ditimbulkan demi untuk memuaskan naluri itu dan melupakan nilai husnuzon yang diajari agama kita supaya kita boleh memandikan diri kita dengan satu 'self gratification'. Sepertimana naluri itu menjadi katalis kita untuk membenci dan menjatuhkan hukum, begitulah juga bilamana buku banta barut "Malleus Maleficarum" menjadi titik tolak pada sejarah hitam manusia iaitu satu peristiwa yang dinamakan "the witch hunt". Dan sepertimana ketibaan zaman Renaissance menghentikan peristiwa maha jelek itu, mungkin saat ini, masa ini...Kita, manusia memerlukan satu lagi ketibaan zaman Renaissance. dan jika datang ketibaan zaman itu, persoalannya, disisi manakah kita berada di waktu itu.